HUJUNG AQAL ITU FIKIR, PANGKAL AGAMA ITU ZIKIR: BUYA HAMKA

 




"Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup,
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.

Kegunaan harta tidak dimungkiri
Tetapi ingatlah yang lebih tinggi ialah cita-cita yang mulia.

Tahan menderita kepahitan hidup sehingga penderitaan menjadi kekayaan adalah bahagia.

Sebesar-besar atau seberat-berat urusan, jangan dihadapi dengan muka berkerut,
Kerut muka itu dengan sendirinya menambahkan lagi kerut pekerjaan itu.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan,
Jangan pernah mengabaikan tuntutan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat.

Satu-satunya alasan kita untuk hadir di dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah.

Supaya engkau mendapat sahabat,
Hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang.

Tuhan menilai apa yang kita beri dengan melihat apa yang kita simpan.

Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang,
Bukan terletak pada wajah dan pakaiannnya.

Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi,
namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri.

Ikhlas dan sejati akan bertemu di dalam senyuman anak kecil,
Senyum yang sebenarnya senyum, senyum yang tidak disertai apa-apa.

Satu hati lebih mahal daripada senyuman,
Satu jiwa lebih berharga daripada sebentuk cincin.

Di belakang kita berdiri satu tugu yang bernama nasib,
Di sana telah tertulis rol yang akan kita jalani.

Kita memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari.

Air mata berasa asin itu kerananya air mata adalah garam kehidupan.

Tegakkan cita-cita lebih dahulu sebelum berusaha.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Hujung aqal itu fikir, pangkal agama itu zikir.

Bertobat tidak hanya berarti menyesali dosa tetapi juga membenci dosa.

Dalam situasi apapun, jangan biarkan emosimu mengalahkan kecerdasanmu.

Manusia itu asalnya dari tanah, makan hasil tanah, berdiri di atas tanah dan akan kembali ke tanah,
Lalu kenapamasih bersifat langit?

Jangan takut gagal karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah mengalah.

~ BUYA HAMKA ~




Allah berfirman dalam Hadis Qudsi yang bermaksud:
"Hai anak Adam (manusia), apabila kamu ingat kepada-Ku, maka telah bersyukurlah kamu kepada-Ku.Dan jika kamu lupa kepada-Ku,maka telah ingkarlah kamu kepada-ku."

Firman Allah SWT dalam Surah Ali Imran: 191 yang bermaksud:
"Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring."

Sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa mencintai dan mengetahui manzilahnya di sisi Allah, maka hendaklah ia memperhatikan manzilah Allah di sisisnya.Dan bahawasanya Allah akan menepati tempat hamba-Nya yang menepati tempat-Nya."

Perhatikanlah firman-Nya:
"Maka ingatlah kamu kepada-Ku, nescaya Aku ingat kepadamu."

Seseorang tidak akan akan sampai kepada Allah, melainkan dengan banyak ingat kepada Allah dan berkekalan zikirnya sebagaimana firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (ingatlah kepada Allah), dengan zikir yang sebanyak-banyaknya."
(Al-Ahzab:41)

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut."
(Al-A'raf:205)

Orang-orang yang berzikir dengan ikhlas dan benar akan mendapat kedudukan yang tinggi di sisis Tuhan Al Malikul Hak.

Firman Allah dalam Hadis Qudsi:
"Aku duduk bersama dengan orang-orang yang menyebut nama-Ku."

Sabdanya yang lain:
"Setinggi-tinggi derajat hamba di sisi Allah pada hari kiamat adalah mereka yang berzikir dengan zikir yang banyak."

Sabdanya lagi:
"Zikir di waktu Subuh dan petang hari adalah lebih baik daripada memancung dengan pedang dalam perang fi sabilillah."

Sabdanya lagi:
Bahwa zikrullah adalah panji-panji iman, pelepasan daripada nifaq, pertahanan terhadap syaitan dan pemeliharaan dari api neraka."

Sabdanya lagi:
"Barangsiapa mengakhiri perkataannya dengan ucapan La Ilaha Illallah, nescaya masuk syurga."

LAFAZ FIKIR, ZIKIR DAN USLUB AL-QURAN








Kesimpulan, zikir dan fikir adalah perintah Allah SWT dan menjadi ciri orang yang berakal. Perintah untuk berzikir dan berfikir adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Berfikir akan kejadian alam adalah ciri orang yang berakal. Dan ciri orang yang berfikir akan senantiasa berdzikir.
Hal inilah yang ditegaskan dalam Quran Surat Ali Imran (3) ayat 190-191 yang ertinya; 
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Ayat ini mengajak manusia untuk ber-tadabbur dan berpikir tentang penciptaan alam yang akan mengantarkan pada makrifat dan keimanan terhadap Tuhan Maha Pencipta, serta juga membawa pada makrifat dan keimanan hari akhir.

Menurut para ulama zikir (ingat) kepada Allah swt adalah ibadah yang paling utama, ketaatan yang paling besar. Zikir bukan hanya dapat menenangkan manusia dari persoalan hidup dalam kehidupan ini. Tapi dzikir merupakan bentuk kesadaran total seorang hamba akan tugasnya. Bukankah manusia ini diciptakan Allah SWT untuk memuja-Nya.

Bentuk pemujaan inilah yang harus dilakukan dalam setiap saat, kapanpun dan dimanapun untuk tidak lepas dari mengingat Allah SWT. Dari situlah ketentraman hidup akan diraih, ketenangan jiwa akan tercapai, kebahagiaan hakiki akan dicapai (QS Ar-Ra’du ayat 28, ketahuilah dengan zikrullah itu akan tentramlah hati manusia) , karena sejatinya manusia hidup hanya melaksanakan hidup yang kesemuanya sudah diatur oleh Dzat yang Maha Kuasa.

Keutamaan dzikir ini pernah disampaikan oleh Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sahabat Abi Hurairah ra., Rosulullah SAW bersabda “Kaum yang berdzikir kepada Allah tidaklah duduk kecuali para Malaikat melingkarinya, kepadanya rahmat Allah diturunkan, penenang hati diturunkan, dan Allah menyebut-nyebut orang-orang tersebut (menunjukkan rasa kebanggan) kepada makhluk yang ada dihadapannya.”

Sementara itu berfikir adalah wujud orang yang berakal dan ciri dari orang yang berilmu. Keutamaan orang yang berilmu akan mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS Al Mujadala (58) ayat 11 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Salam hormat dari saya;
Sanisah Hanim Jiman
01 Zulkaedah 1443H


Post a Comment

0 Comments